BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »
Semoga Hati Ini Sentiasa Terjaga

Elegant Rose - Working In Background

Monday, 26 September 2011

JODOH : Memilih si A atau si B.....

Antara topik yang sering dikongsikan adalah - membuat pilihan tentang jodoh.


Pilihan itu terasa lebih sukar kerana kedua-dua calon itu kelihatan baik dan punya kelebihan masing-masing.







Juga diketahui ada kelemahan masing-masing, yang membuatkan kita amat berhati-hati bercampur bimbang membuat pilihan.


Teman-teman dan adik-adik yang dikasihi, ambillah masa yang sewajarnya untuk taaruf dan bangunkan komunikasi samada secara direct atau melalui orang tengah.


Adalah penting usaha kita sebagai seorang insan untuk merisik, menyiasat, menyoal selidik dan segala bentuk pencarian maklumat dan latar belakang insan yang kita cenderung menerimanya sebagai teman hidup.


Bukan mencari kesempurnaan, bukan menyelongkar keaiban insan lain - namun penyiasatan dan pemerhatian kita kepada bakal pendamping adalah persediaan penting.


Menjadi pembuka mata untuk kita membina rumahtangga dengan lapang dada dan bersedia dengan kemungkinan yang tiba.


Sebaiknya penyelidikan kita itu, kita musyawarahkan dengan ibu ayah atau orang-orang yang amanah dan berilmu. Kita bukan meminta orang lain membuat keputusan, namun pandangan mereka akan menjadi extra mata dan telinga untuk kita memilih teman hidup dengan teliti.


Jika kelak kita telah membuat keputusan memilih samaada si A atau si B, ada perkara-perkara penting pula untuk DIRI KITA sendiri fokus dan lakukan.


Usah bermain-main dengan keraguan perasaan...


Akankah lelaki ini kelak membahagiakan diriku?


Adakah lelaki ini akan menjadi pemimpin yang baik untukku?


Akan tulus ikhlaskah cinta kasihnya padaku?


Adakah lelaki ini kelak akan menghormati dan menghargaiku sebagai seorang isteri?


Bagaimana kelak dia akan melayaniku sebagai isteri, akan santun dan baikkah pekertinya?


Adakah kelak lelaki ini akan boleh menyesuaikan diri dan berbuat baik dengan ahli keluargaku?


Adakah hati ini akan bahagia menjadi isteri kedua, terlibat dengan poligami?


Sesungguhnya persoalan-persoalan ini adalah penting bukan untuk si dia bakal suami, tapi manfaatkanlah persoalan ini untuk perbaikan diri kita dalam menjadi seorang isteri.


Jika jawapannya tidak seperti yang kita jangkakan dan harapkan, bila-bila masa sahaja alam pernikahan akan mengundang kecewa dan gundah berpanjangan.


Sebaliknya, marilah bertanya pada diri...


Wahai diri, adakah keperibadian seperti diri ku ini kelak akan membahagiakan hati seorang suami?


Adakah karakter diriku ini membuatkan suamiku tenang dan senang dengan diriku sebagai orang/ isteri yang dipimpin?


Mampuku diriku tulus mencintai suami kerana Allah, bersabar dan berhikmah dengan seribu satu kelemahannya?


Mampukah kelak diriku menghormati keputusan dan tindakan suamiku sebagai pemimpin, walau ia berbeza dengan kehendak dan rasa hatiku?


Mampukah diriku menjadi isteri yang merasa cukup (qanaah) dan menghargai pemberian dan kebaikan suami setulusnya?


Kelak adakah diriku mampu untuk memilih akhlak seorang isteri yang penuh ketaqwaan sewaktu hati dicuit ketidakpuasan dan kemarahan jua kesedihan?


Harus bagaimana nanti untukku menyesuaikan diri jika ibu bapa mertua dan ipar duai tidak serasi cara hidup dan pemikiran mereka denganku?


Seandainya diriku menjadi isteri kedua atau ketiga, apakah sumbangan dan perananku untuk menambah kebahagiaan suami dan keluarganya yang sedia ada?


Nah..ayuh kita bersama menjawab persoalan ini, dan mengubah diri menjadi lebih baik.


Ya, kita takut tersalah pilih dalam membuat keputusan untuk pernikahan,namun percayalah Allah bersama-sama dengan orang yang melakukan kebaikan, yang sentiasa melakukan perubahan ke arah kebaikan.


Sikap, karakter diri, dan penghayatan Islam pada diri kita sendiri insya-Allah kelak akan bawa pengaruh yang besar pada suami dan rumahtangga.


Saat ini, berusahalah memilih calon suami yang beriman, usah keterlaluan memikirkan masa depan yang kita tak ada kawalan.


Isteri yang baik, tidak semestinya memiliki suami yang baik, kerana pernikahan adalah ruang ujian, teman hidup kita boleh saja menjadi ujian getir dalam hidup yang sebentar ini.


Suami akan berubah - cepat atau lambat, namun moga sifat dan sikap kita yang penuh nilai-nilai kebaikan mampu menjemput suami dan anak anak berubah kepada jalan yang dicintai tuhan.

Tuesday, 6 September 2011

AKU MAKIN CANTIK HARI INI^_^

Tahukah engkau, aku makin cantik hari ini! Sungguh, aku makin cantik! Lebih cantik dari kemarin, dari kemarinnya lagi, dan dari kemarin-kemarinnya lagi. Cuba lihat, dahiku tidak berkerut-kerut oleh fikiran dan kepedihan seperti beberapa hari yang lalu. Bibirku tidak mengerucut oleh kejengkelan dan kemarahan seperti kemarin. Mukaku tidak lagi tertekuk penuh beban seperti waktu-waktu yang lewat. Tubuhku tidak lagi lesu kerana keputusasaan dan kehilangan harapan.

Sungguh, aku makin cantik hari ini! Cuba perhatikan, mataku bersinar-sinar oleh kegembiraan. Bibirku merekah lebar oleh senyum ketulusan. Pipiku merona merah oleh semangat pengharapan. Urat-urat wajahku santai memancarkan aura kepasrahan. Dan semuanya menjadikan wajahku berseri-seri. Sungguh, cantiknya aku hari ini!

Sudah sepekan aku banyak tertawa, menari dan menyanyi, menikmati hidup ini dan tidak membiarkan permasalahan mempengaruhi suasana hati. Ah, cantiknya diriku kerananya. Sudah sepekan aku berusaha banyak menyapa dan memaafkan semua saudara. Dan itu telah membuatku lebih cantik hari ini. Sudah seminggu aku berusaha lebih banyak berderma pada sesama. Kini aku merasakan cantik sebagai balasannya. Sudah seperempat bulan aku berusaha lebih mensyukuri setiap kurnia Ilahi. Dan kini kurasakan Allah menambahi nikmat itu dengan menjadikanku cantik sekali.

Bahagianya aku kerananya! Dan bahagia itu, kurasakan kian membuatku cantik saja.

***

Ada kalanya kita membenci diri kita sendiri. Ada kalanya kita tidak menyukai apa yang kita lakukan. Ada kalanya kita melakukan kesalahan. Ada kalanya kita terpuruk dalam kepedihan. Ada kalanya kita tenggelam dalam kesedihan. Ada kalanya kita tak mengerti mengapa hidup berjalan tidak seperti yang kita bayangkan. Ada kalanya perjalanan menjadi demikian berat kita rasakan. Hingga sikap kita pun terbawa oleh perasaan.

Hingga kita mengambil langkah tanpa pertimbangan. Tindakan yang dilakukan pun merupakan reaksi spontan. Akibatnya yang tertinggal kemudian hanya penyesalan dan keterpurukan yang semakin dalam. Dan tahukah dikau? Semua itu akan menyebabkan penampilan dan tampang kita menjadi makin buruk saja.

Maka berbahagialah ketika kita bisa melewati masa-masa seperti itu dengan elegan. Saat kita bisa menahan diri terhadapa sesuatu yang sangat kita inginkan. Saat kita bisa menghadapi segala permasalahan dengan tenang.

Saat kita berhasil menaklukkan musibah dan hambatan penyebab kesedihan. Hidup tidaklah berjalan seperti yang kita inginkan, karena itu melewati saat-saat yang tidak meneyenangkan adalah sebuah hal yang membahagiakan. Misalnya, sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat emosional. Adalah membahagiakan bagiku ketika dalam banyak hal akhir-akhir ini aku dapat meredam emosiku.

Dan itu membuat aku merasa cantik sekali. Aku adalah seorang yang sangat ekspresif, sehingga perasaan apapun yang tersimpan di hati akan nampak dengan jelas pada bahasa tubuh. Maka sungguh membahagiakan ketika dalam banyak hal kemudian aku dapat menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya dan dapat tetap tampil stabil.

Dan sungguh, aku merasa makin cantik karenanya. Adalah hal yang menyenangkan ketika aku tidak panik, padahal aslinya aku adalah seorang yang gampang panik. Maka sungguh menyenangkan, ketika aku dapat mengontrol semua emosi, pikiran dan perasaan sehingga berhasil mengatasi diri sendiri. Betapa membahagiakan tatkala kita berhasil mengalahkan diri sendiri. Ketika aku dapat melakukannya, maka ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku.

Hingga kemudian kegagalan-kegalan yang telah kita lalui bukanlah sesuatu yang sia-sia. Selama kita tak kehilangan pelajaran dari kegagalan yang kita alami, semua itu akan menjadi bukti sejarah atas pembelajaran hidup. Rasulullah bersabda, sesungguhnya seorang muslim yang terbaik bukanlah yang tidak pernah berbuat kesalahan, namun mereka yang tiap kali melakukan kesalahan mengakuinya, menerimanya dan kemudian berusaha bangkit untuk memperbaikinya, lagi dan lagi. Tak perlu ada sakit hati, tak perlu ada kecewa karena sesungguhnya segala sesuatu bagi orang muslim adalah baik saja, selama dia bersyukur tiap mendapat nikmat dan sabar saat tertimpa musibah.

Karena itu, dengan bangga kunyatakan, aku makin cantik hari ini. Apakah engkau juga? Hei, jangan lupa, ingatkan daku jika engkau melihatku lebih jelek esok hari!